Dalam membudidayakan lele,tidak memerlukan cara
perawatan yang rumit juga tidak perlu menggali tanah atau membuat kolam dan tidak
perlu membuat kolam dari beton, tapi cukup menggunakan terpal atau deklit.
Menggunakan terpal atau deklit
memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah berbiaya murah, praktis,
mudah dibuat, dan mudah dipindahkan kemanapun kita mau, serta proses memanennya pun menjadi sangat mudah. Sedangkan kelemahannya adalah tidak tahan lama. jika bocor
akan cukup menyulitkan, dan berpeluang robek. terpal yang kualitasnya bagus bisa bertahan lebih dari 3 tahun
Untuk yang bermodal kecil dan sedang
ingin belajar, pilihan menggunakan terpal saya kira cukup tepat.
Untuk memilahara 1000 ekor lele
cukup menggunakan terpal berukuran 4×6 meter. Terpal ukuran ini bisa dibuat
menjadi kolam berukuran 2×3 meter. Ukuran 2×3 dengan ketebalan air 80 Cm adalah
ukuran ideal untuk 1000 ekor lele. Terpal ditekuk-tekuk sedemikian rupa agar
menyerupai kolam beton di atas tanah.
Pojok-pojok atau di sekiling kolam
bisa disangga dengan kayu atau bambu. Pengalaman saya, disangga dengan batang
pohon kapas atau randu lebih baik. Selain kuat, batang pohon randu ini bisa
tumbuh sehingga tidak busuk, awet.
Setelah kolam jadi, siapkan
medianya. Oya… sebaiknya sebelum terpal baru digunakan, direndam dulu dalam air
atau dicuci dengan bersih agar bahan-bahan kimia yang terkandung dalam terpal
bisa terkurangi.
Kunci kesuksesan pemeliharaan ikan
apapun, termasuk lele, adalah penyiapan medianya. Semakin bagus medianya maka
akan semakin baik pula hasilnya. Media layaknya rumah bagi ikan-ikan ini. Media
yang dimaksud di sini adalah air. Lele tidak perlu air mengalir seperti
ikan-ikan lainnya sehingga memudahkan bagi kita yang berada di daerah yang
persedian airnya sedikit.
Isilah kolam dengan air setinggi
15-20 Cm. Kemudian, taburkanlah pupuk kandang atau kotoran sapi setengah matang
pada kolam setebal 5 – 10 cm. Kemudian tebarkan juga batang pisang atau debog
dalam bahasa Jawa dan Bali. Batang pisang dipotong-potong dan tebarkan di kolam
ini juga. Getah batang pisang setau saya baik untuk membunuh bakteri-bakteri
yang merugikan. Taburkan juga daun-daun yang mudah busuk. Bisa juga ditambahkan
serabut kelapa dalam jumlah yang tidak terlalu banyak.
Biarkanlah selama 1 sampai 2 minggu.
Air akan berwana kecoklatan bahkan sampai warna kehijauan. Warna air hijau
menunjukan air sudah siap untuk dijadikan media. Mikroorganisme sudah hidup
subur dalam air ini yang dibutuhkan oleh lele.
Jika ingin hasil yang lebih cepat,
bisa menggunakan larutan EM (effective microorganism) yang dapat dibeli dengan
mudah di toko-toko tani atau bisa juga dengan membuat sendiri. Tapi hati-hati
dengan nyamuk yang berkembang biak pada air yang menggenang dalam kolam selama
1 – 2 minggu ini. Lepaskanlah ikan-ikan kecil pada kolam untuk memakan jentik
nyamuk. Bisa juga menggunakan lele-lele kecil berjumlah 10 ekor untuk
mengontrol jentik nyamuk.
Setelah media siap, tambahkan air
sumur pada kolam sampai ketebalan 80 cm. Sebaiknya hindari penggunaan air kran
atau PDAM, karena mengandung kaporit yang kurang baik untuk lele dan
mikroorganisme yang tumbuh dalam kolam. Jika air tidak tersedia cukup banyak,
cukup diisi 40 cm dulu, dan ditambahi sedikit demi sedikit seiring perkembangan
lele. Jika medianya baik maka bisa menekan kematian lele sampai di bawah 5%.
Taburkan bibit lele yang berukuran 2
– 5, tapi jangan keburu ditaburkan. Biasanya bibit berada dalam kantong plastik
yang berisi air. Taruh kantong plastik itu di atas air kolam, agar ada
penyesuain suhu dan lele tidak stres. Penebaran benih dilakukan pagi atau sore
hari, dimana suhu permukaan kolam tidak terlalu berbeda jauh dengan suhu di
dasar kolam.
Pakan lele banyak tersedia di
toko-toko. Untuk pakan buatan sendiri, saya belum berani menuliskannya di sini
karena belum berhasil 100%. Sehingga mau tidak mau kita ketergantungan dengan
pakan pabrikan. wuih… sangat tidak menyenangkan.
Pemberian pakan dilakukan pagi hari
dan petang hari, dimana biasanya lele sedang memiliki nafsu makan yang tinggi.
Jumlah pakan sesuaikan dengan barat badan, yaitu 5% dari total berat badan
seluruh populasi kolam. Kalo saya biasanya tidak ambil pusing dengan 5%, tapi
pemberian pakan dilihat dari perilaku lele. Berikan sedikit demi sedikit pakan,
lihat perilaku lele. Jika buas memangsa pakan, maka berikan sedikit lagi,
sampai cara memakannya tidak terlalu buas. Jangan terlalu banyak memberikan
pakan karena bisa membuat lele menjadi kembung dan mati.
Idealnya pada siang hari juga diberi
pakan, namun pakan yang banyak berarti ongkos produksi juga besar. Maka
sebaiknya disiasati dengan memberikan pakan tambahan pada siang hari. Misalnya
memberikan ayam mati yang digantung di permukaan kolam agar sisa-sisa ayam yang
tidak termakan bisa kita buang dan tidak menjadi sampah di kolam. Bisa juga
memberikan cacing dan katul, atau memberikan keong mas, atau makanan tambahan
lainnya yang tidak perlu membeli.
Lele akan siap panen dalam umur 2 –
3 bulan, dengan ukuran 8 – 12 ekor per kilogram. Tapi tanyakan pembeli atau
pedagangnya, mereka meminta yang ukuran berapa. Lele yang besar cenderung tidak
laku di pasaran, namun laku di pemancingan.
by : Yunitasari